Selasa, 25 Oktober 2011

Reformasi di Indonesia


 
 Oleh Gita TanbaO Suselin
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.
Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum, dan krisis sosial merupakan faktorfaktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi tersebut.

Reformasi di Indonesia terjadi karena runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Runtuhnya kepercayaan ini di sebabkan oleh masalah-masalah yang timbul di akhir Pemerintahan Orde Baru.  Pembangunan yang sarat dengan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), penyalah gunaan kekuasaan oleh beberapa rezim seperti ABRI, serta kacaunya stabilitas negara di bidang ekonomi merupakan beberapa masalah yang mencolok yang jelas menyebabkan masyarakat sangat kecewa dengan pemerintah.

Bertahannya Soeharto sebagai presiden  selama 32 tahun dipercaya sebagai permainan politik yang dilakukan pada masa Orde Baru. Degan menjadikan Golkar sebagai mesin politik, pemerintah mampu menciptkan stabilitas yang mereka inginkan. Keberadaan Golkar yang diperlukan sebagai sarana dan arena penyaluran aspirasi rakyat malah dijadikan alat untuk terus mempertahankan kekuasaan oleh para penguasa.
Kesalahan dalam penguasaan juga terjadi dalam ABRI. Peran ABRI yang seharusnya menjaga keamanan Negara malah berubah menjadi penguasa daerah. Pada masa orde baru banyak personil TNi dan Polri memegang jabatan sebagai lurah, bupati, walikota, dan gubernur yang seharusnya jabatan tersebut lebih layak dipegang oleh masyarakat.

Kondisi tersebut diperparah dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan Juli 1997.  Nilai mata uang rupiah terus merosot terhadap dollar Amerika. Bahkan pada tanggal 17 mei 1998 nilai mata uang rupiah terhadap dollar Amerika mencapai Rp12.800 per $ US, dan dalam perdagangan valuta asing nilai rupiah sudah mencapai Rp16.000 $ US.

Di tengah situasi melemahnya nilai rupiah, banyak terjadi aksi amuk massa di beberapa tempat. Masyarakat menuntut agar pemerintahan melakukan pemulihan ekonomi serta perubahan dalam sistem pemerintahan. Disinilah puncak kekecewaan masyarakat yang berujung pada reformasi berlangsung. Pada tanggal 12 Mei 1998, mahasiswa Trisakti melakukan demonstrasi yang menyebabkan tewasnya 4 rekan mereka serta puluhan orang luka-luka. Pada tanggal 13 – 14 Mei 1998 terjadi kerusuhan yang merupakan buntut dari Tragedi Trisakti.

Menghadapi demonstrasi yang bertubi-tubi dan kerusuhan yang tidak terkendali atas desakan dari berbagai elemen masyarakat termasuk tokoh-tokoh politik deklarator Ciganjur saat itu seperti Gus Dur, Amien Rais, Megawati Soekarno Putri, Sultan Hamengkubuwono dan lainnya mendesak Presiden Soeharto untuk segera turun dari jabatannya guna menghindari kerusuhan yang lebih besar, Ketua MPR Harmoko yang dua bulan sebelumnya meminta Soeharto untuk kembali memimpin Republik Indonesia karena alasan bahwa seluruh rakyat Indonesia masih menginginkan Soeharto untuk memimpin Indonesia, pada saat itu kembali menarik ucapan bahwa ternyata rakyat Indonesia sudah tidak menginginkan Soeharto untuk memimpin Indonesia dan mengharap Presiden Soeharto segera lengser keprabon.


Sebenarnya pendukung Soeharto saat itu sangat besar, namun untuk menghindari adanya korban jiwa dan materi yang semakin banyak, akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00 Presiden Soeharto membacakan pidato tentang pengunduran dirinya dan secara konstitusional memberikan jabatan presiden kepada  Wakil Presiden BJ Habibie untuk melanjutkan tampuk kekuasaan di Indonesia.

Dari pemerintahan Presiden Habibie inilah kemudian reformasi digulirkan dengan agenda-agenda perbaikan  di berbagai bidang kehidupan beebangsa baik sosial, politik, ekonomi, pendidikan maupun pertahanan dan keamanan.


Sumber referensi:

Mustopo, M. Habib dkk. 2011. Sejarah Untuk Kelas XII SMA Program IPA. Jakarta: Yudhistira.

        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar