oleh Fitri Purnama Sari
Indonesia sungguh kaya akan sejarah kehidupan. Buktinya, Indonesia telah mengalami beragam peristiwa penting, dimulai dari masa perjuangan meraih kemerdekaan, orde lama, orde baru, hingga hiduplah kehidupan seperti sekarang; era reformasi. Secara singkat, reformasi berarti perubahan; (1)perubahan terhadap nilai-nilai yang mendasari kinerja sistem pemerintahan. Era reformasi dimulai setelah Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia dan pada akhirnya digantikan oleh BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Jika kita buka lembaran zaman dahulu, tahun 1998 adalah sepotong zaman ketika teriakan-teriakan suara sekarat Rakyat Indonesia memberutal, mendesak pemerintah untuk segera mencetuskan reformasi. Tahun 1988 juga menjadi zaman yang kelam. Zaman yang mana pada saat itu rasa percaya rakyat kepada pemerintahan yang dijalankan Soeharto menghilang, dan warga Indonesia sendiri menginginkan Soeharto turun dari jabatannya. Pada awal 1998, krisis moneter dengan ganasnya mulai terjadi di ibu pertiwi, membuat stabilitas negara menjadi kacau dan hampir tak terkendali. Seiring waktu berjalan nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga ikut tertinggal jauh di bawah, harga bahan bakar minyak menjulang begitu tinggi, serta banyaknya kerusuhan dari aksi demonstrasi-demonstrasi yang timbul. Namun ada hal lain yang lebih sadis terjadi, yakni penembakan beberapa mahasiswa oleh sekelompok aparat keamanan semasa itu. Di lain pihak, para mahasiswa dengan tangan seadanya tetap menuntut agar MPR mengadakan Sidang Istimewa demi mencabut mandat yang diberikan kepada Presiden 32 tahun itu, Soeharto dengan cara menduduki Gedung DPR/MPR.
Melihat timbulnya tekanan dari luar dan dalam negeri yang kian menjadi tersebut, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Era reformasi pun dimulai. (2)Habibie memulai kerjasama dengan Dana Moneter Internasional dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. (1)Dampak lain yang diakibatkan oleh reformasi yaitu diberikannya kebebasan pers, pembentukan kembali struktur institusi ABRI, bangkitnya demokrasi; pemilu, otonomi daerah, dan munculnya euforia kebebasan.
Kini kita melihat 13 tahun sudah Indonesia berlalu dengan masa reformasinya. Di samping dampak positif yang telah diuraikan sebelumnya, reformasi juga membawa efek negatif. Penyimpangan tampaknya makin menggalak. Korupsi, kolusi, dan nepotisme tetap terjadi, malah semakin tinggi angka KKN itu. Kebebasan pers yang sangat dibanggakan malah disalahgunakan; demonstrasi anarkis oleh beberapa kelompok masyarakat dengan didasari keinginan agar pendapat mereka didengar seringkali terjadi dan menimbulkan kekekacauan serta kerusakan akan fasilitas gedung-gedung milik negara. Sebenarnya, inilah yang mencorakkan bahwa beberapa dari kita tidak mendukung dengan penuh proses perubahan sistem pemerintahan itu (reformasi).
Lalu, apakah ini balasan yang harus kita berikan atas pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang-orang yang telah berjuang agar reformasi bisa direalisasikan? Jadi, apa perjuangan itu harus kita sia-sia kan? Kenyataan yang ada pada zaman ini terlihat seperti sebuah penyia-nyiaan terhadap perjuangan tersebut. Usaha untuk membangun perubahan yang bisa mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur seakan hanya dilakukan dengan setengah hati. Demi mewujudkan cita-cita reformasi tersebut, kita sesungguhnya bisa ikut serta membantu pemerintah dengan menjadi individu yang baik; tidak melakukan penyelewengan, berperilaku jujur dan adil, beretika dan bermoral yang baik, serta saling mengingatkan satu sama lain. Hal ini diharapkan agar nantinya kondisi negara ini bisa membaik karena dampak negatif dari reformasi bisa berkurang. Kalau kita lihat lebih dalam, usaha perwujudan reformasi yang sempurna memang tidak mudah, tetapi besar kemungkinan kita untuk menggapai impian agar suatu saat kita sebagai warga Indonesia bisa mengemban kehidupan yang lebih baik berkat reformasi yang bisa berjalan dengan baik.
Sources:
(1) M. Habib Mustopo dkk, Sejarah 3, Bogor, Yudhistira, 2011, hal. 48-53.
(2) http://sejarahbangsaindonesia.blogdetik.com/2011/03/26/indonesia-era-reformasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar